Metode Publikasi Pariwisata di Era Media Sosial

by - 5:45 AM

sumber : google

Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi yang terus meningkat membuat jumlah pengguna Internet yang juga semakin tinggi diseluruh dunia setiap tahunnya, tak terkecuali negara Indonesia. Selain Facebook, Twitter, Youtube, Line, dan BBM yang menjadi media sosial favorit masyarakat Indonesia salah satu media sosial yang kini pertumbuhannya terjadi dengan cepat adalah Instagram. Dengan jumlah pengguna yang terus meningkat, Instagram menjadi peluang yang besar bagi para pelaku bisnis dalam melakukan kegiatan promosi tak terkecuali pemerintah Indonesia yaitu Kementrian Pariwisata yang berupaya mempromosikan Indonesia melalui berbagai jenis media baru tak terkecuali Instagram.

Merujuk dari salah satu artikel yang termuat di antaranews.com, promosi pariwisata menjadi salah satu kunci penting untuk keberhasilan upaya meningkatkan kunjungan turis di suatu objek wisata. Melalui promosi maka wisatawan akan mengetahui bahwa ada lokasi yang menarik untuk disinggahi. Promosi wisata memberikan informasi kepada publik bahwa ada pemandangan alam yang indah, ada budaya lokal yang memiliki keunikan, dan ada kuliner-kuliner yang siap memanjakan lidah. Dengan promosi yang optimal, semua potensi yang dimiliki suatu tempat tujuan wisata dapat diketahui masyarakat luas dan dapat menggenjot pembangunan sektor pariwisata di suatu daerah.

Meski demikian, pengamat pariwisata Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Chusmeru, mengatakan promosi pariwisata pada saat ini memerlukan terobosan. Terobosan seperti apa? Misalnya, dengan melakukan promosi wisata lewat internet atau media sosial, yang dikenal istilah promosi digital. Pasalnya, pada era digital promosi pariwisata memang tidak cukup hanya dilakukan melalui media konvensional.
sumber : google


Media konvensional apa yang dimaksud? Misalkan iklan luar ruang, seperti baliho, billboard, brosur, leaflet, iklan di media cetak, radio, dan juga televisi. Media-media tersebut dinilai berbiaya tinggi, tidak interaktif, kurang dapat diperbaharui setiap saat, dan sulit diprediksi efektivitasnya. Selain itu, tidak dapat diketahui secara langsung respons, minat, dan motif kunjungan wisatawan ke suatu tempat wisata. Padahal, hal itu sangat penting agar para pihak terkait dapat melakukan pembenahan di seluruh sektor guna menarik minat wisatawan. Selain itu, kata dia, upaya promosi pariwisata juga tidak cukup hanya dilakukan melalui pameran atau konferensi.
sumber : google


Perlu ada promosi yang tepat sasaran, promosi yang "kekinian", promosi yang efektif menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung. Atas dasar itulah, perlu ada terobosan untuk promosi potensi pariwisata dengan memanfaatkan berbagai aplikasi media sosial yang ada.

Pada saat ini, ada beragam aplikasi media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk memperkuat promosi pariwisata. Misalkan saja, Website, Twitter, Instagram, Facebook, Youtube, Line, dan berbagai aplikasi media sosial lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah hingga pengelola objek wisata.

Menurut Chusmeru, media digital relatif lebih murah, namun bersifat masif. Media sosial juga sangat menarik dan interaktif. Para pemangku kepentingan bisa kapan saja mengetahui mengenai informasi seputar destinasi wisata. Dan yang terpenting, orang-orang yang berkepentingan dapat mengetahui respons, minat, dan motif wisatawan. Semua itu dapat diketahui melalui dialog atau diskusi pengunjung web, anggota, atau pengikut akun media sosial suatu destinasi wisata.

Terlebih lagi, pada saat ini wisatawan cenderung mencari informasi lewat internet atau media sosial karena lebih mudah, murah, cepat, dan kredibel. Contohnya saja, pada saat ini banyak reservasi hotel, restoran, atau perjalanan yang dilakukan secara dalam jaringan. Hal itu, kata dia, merupakan peluang besar yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya di bidang pariwisata. "Sudah saatnya pemerintah daerah menangkap kecenderungan perubahan orientasi wisatawan dalam mencari informasi wisata ini," katanya.

Untuk menyukseskan upaya tersebut, berbagai cara dapat dilakukan oleh pemerintah daerah misalkan dengan menyiapkan sistem dan tenaga terampil untuk mengelola komunikasi dan promosi digital. Dengan catatan, harus selalu update, serta dikemas secara menarik, dan bersifat objektif.

Upaya lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah adalah bekerja sama dengan para pegiat media sosial untuk upaya promosi pariwisata daerah. Langkah tersebut, kata dia, sangat efektif untuk menyebarluaskan informasi terkait potensi dan keunggulan pariwisata di suatu daerah. Terlebih lagi pada saat ini, kata dia, telah banyak individu ataupun kelompok yang membuat akun di media sosial dan terkait destinasi wisata suatu daerah. Oleh karena itu, tinggal bagaimana upaya pemerintah daerah dan para pihak terkait lainnya untuk menangkap dan memanfaatkan peluang yang ada.
Chusmeru juga mengingatkan bahwa generasi saat ini merupakan generasi milenial. Pendekatan terhadap generasi wisatawan milenial sudah tentu dapat dilakukan melalui komunikasi digital. Dia juga menambahkan bahwa konten promosi juga perlu mendapatkan perhatian. Misalkan, fokus mengangkat keunikan suatu daerah. "Tonjolkan keunikan khas daerah masing-masing, agar wisatawan tidak jenuh berkunjung ke satu daerah yang memiliki atraksi sama dengan daerah lain. Daya tarik wisata sebaiknya yang memiliki keunikan yang khas daerah masing-masing," katanya.

Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun lalu, menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet terus meningkat. Sebagian besar dari pengguna internet itu adalah kalangan muda yang juga merupakan pengguna media sosial. Dengan demikian, promosi apapun, termasuk pariwisata, tidak bisa mengabaikan fakta ini.

Pada saat ini, kata Edi, masyarakat telah melakukan ekstensi interaksi, dari ranah "offline ke online" atau luar jaringan ke dalam jaringan. Apalagi, kalau segmen sasarannya merupakan kalangan muda, sudah merupakan sebuah keharusan untuk menggencarkan promosi menggunakan internet atau media sosial. Pemanfaatan media sosial juga bisa dilakukan dengan mendorong partisipasi masyarakat setempat untuk ikut menjadi bagian dari tim promosi. Misalnya, dengan memanfaatkan para jurnalis warga atau warganet terkait.

Menurut dia, beberapa tempat wisata menjadi lebih populer karena publikasi oleh para warganet. Mereka disebutnya sebagai melakukan hal tersebut secara sukarela. "Istilahnya, ini bentuk dari user generated content, isi media yang dibuat sendiri oleh pengguna atau netizen," katanya.

Ia mencontohkan di Banyumas ada destinasi wisata small world, yaitu taman miniatur dunia yang menjadi populer karena media sosial. Beberapa warganet mengunggah hasil swafoto mereka ke media sosial dan akhirnya menjadikan destinasi wisata tersebut lebih populer. Hal itu, menurut dia, bisa menjadi contoh dampak positif media sosial bagi promosi di sektor pariwisata.


sumber : purwokertoguidance.com


Salah satu media yang efektif untuk menyebarkan informasi pariwisata adalah Instagram. "Peranan instagram cukup besar. Untuk pariwisata sendiri, banyak traveler sekarang ikut mulai berwisata setelah melihat foto di Instagram. Instagram menjadi platform efektif untuk menyebarkan informasi pariwisata," kata salah satu pengguna Instagram dan narasumber acara Inspirasi Kelana, Dian Angge Anggraini.
Ia aktif menggunggah foto di akun bernama @her_journeys, Angge mengatakan media sosial Instagram juga merupakan media berbagi informasi yang dapat diandalkan.
Dengan total 342 koleksi di album instagram, ia mengunggah dokumentasi perjalanan berupa foto dan video dengan informasi tambahan berupa teks di bagian caption.

sumber : instagram @her_journeys



Begitupun dengan Rizal Agustin, narasumber dan instagrammer ini juga mengakui bahwa instagram secara visual dapat menarik minat untuk mengetahui obyek wisata di Indonesia. "Hampir semua orang kan punya gadget dan akun Instagram. Dengan kita share (foto/video lewat Instagram) mereka (pengguna instagram) dapat mengetahui informasi yang kita share," katanya.


sumber : instagram


Alasan lebih cepat untuk mendapatkan informasi juga diakui oleh narasumber lain. Meizal Rosi berpendapat jika instagram memudahkan pengguna dapat saling berinteraksi dengan pengguna lain lewat kolom komentar. "Instagram memudahkan engangement (dengan pengguna lain). Dalam hitungan detik, dapat langsung membalas komentar," katanya. Instagram adalah suatu bentuk media sosial yang dapat diunduh secara gratis.

Melalui instagram, pengguna dapat menangkap momen dalam bentuk foto dan video dan kemudian diunggah. Fitur lain yang dapat digunakan adalah membagikan momen yang diunggah secara langsung ke media sosial lain seperti Facebook, Twitter, Tumblr dan lainnya.

You May Also Like

0 comments