Metode Publikasi Pariwisata di Era Media Sosial
sumber : google
Perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi yang terus meningkat membuat jumlah pengguna Internet yang juga semakin tinggi diseluruh dunia setiap tahunnya, tak terkecuali negara Indonesia. Selain Facebook, Twitter, Youtube, Line, dan BBM yang menjadi media sosial favorit masyarakat Indonesia salah satu media sosial yang kini pertumbuhannya terjadi dengan cepat adalah Instagram. Dengan jumlah pengguna yang terus meningkat, Instagram menjadi peluang yang besar bagi para pelaku bisnis dalam melakukan kegiatan promosi tak terkecuali pemerintah Indonesia yaitu Kementrian Pariwisata yang berupaya mempromosikan Indonesia melalui berbagai jenis media baru tak terkecuali Instagram.
Merujuk dari salah satu artikel yang
termuat di antaranews.com, promosi
pariwisata menjadi salah satu kunci penting untuk keberhasilan upaya
meningkatkan kunjungan turis di suatu objek wisata. Melalui promosi maka
wisatawan akan mengetahui bahwa ada lokasi yang menarik untuk disinggahi. Promosi
wisata memberikan informasi kepada publik bahwa ada pemandangan alam yang
indah, ada budaya lokal yang memiliki keunikan, dan ada kuliner-kuliner yang
siap memanjakan lidah. Dengan promosi yang optimal, semua potensi yang dimiliki
suatu tempat tujuan wisata dapat diketahui masyarakat luas dan dapat menggenjot
pembangunan sektor pariwisata di suatu daerah.
Meski demikian, pengamat pariwisata
Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Chusmeru, mengatakan promosi pariwisata
pada saat ini memerlukan terobosan. Terobosan seperti apa? Misalnya, dengan
melakukan promosi wisata lewat internet atau media sosial, yang dikenal istilah
promosi digital. Pasalnya, pada era digital promosi pariwisata memang tidak
cukup hanya dilakukan melalui media konvensional.
sumber : google |
Media konvensional apa yang dimaksud? Misalkan iklan luar ruang,
seperti baliho, billboard, brosur, leaflet, iklan di media cetak, radio, dan
juga televisi. Media-media tersebut dinilai berbiaya tinggi, tidak interaktif,
kurang dapat diperbaharui setiap saat, dan sulit diprediksi efektivitasnya. Selain
itu, tidak dapat diketahui secara langsung respons, minat, dan motif kunjungan
wisatawan ke suatu tempat wisata. Padahal, hal itu sangat penting agar para
pihak terkait dapat melakukan pembenahan di seluruh sektor guna menarik minat
wisatawan. Selain itu, kata dia, upaya promosi pariwisata juga tidak cukup
hanya dilakukan melalui pameran atau konferensi.
Perlu ada promosi yang tepat sasaran,
promosi yang "kekinian", promosi yang efektif menarik minat wisatawan
untuk datang berkunjung. Atas dasar itulah, perlu ada terobosan untuk promosi
potensi pariwisata dengan memanfaatkan berbagai aplikasi media sosial yang ada.
Pada saat ini, ada beragam aplikasi
media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk memperkuat promosi pariwisata. Misalkan
saja, Website, Twitter, Instagram, Facebook, Youtube, Line, dan berbagai aplikasi media
sosial lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan, mulai
dari pemerintah daerah hingga pengelola objek wisata.
Menurut Chusmeru, media digital
relatif lebih murah, namun bersifat masif. Media sosial juga sangat menarik dan
interaktif. Para pemangku kepentingan bisa kapan saja mengetahui mengenai informasi seputar
destinasi wisata. Dan yang terpenting, orang-orang yang berkepentingan dapat mengetahui respons,
minat, dan motif wisatawan. Semua itu dapat diketahui melalui dialog atau
diskusi pengunjung web, anggota, atau pengikut akun media sosial suatu
destinasi wisata.
Terlebih lagi, pada saat ini wisatawan
cenderung mencari informasi lewat internet atau media sosial karena lebih
mudah, murah, cepat, dan kredibel. Contohnya saja, pada saat ini banyak
reservasi hotel, restoran, atau perjalanan yang dilakukan secara dalam
jaringan. Hal itu, kata dia, merupakan peluang besar yang harus dimanfaatkan
secara maksimal oleh pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya di
bidang pariwisata. "Sudah saatnya pemerintah daerah menangkap
kecenderungan perubahan orientasi wisatawan dalam mencari informasi wisata ini,"
katanya.
Untuk menyukseskan upaya tersebut,
berbagai cara dapat dilakukan oleh pemerintah daerah misalkan dengan menyiapkan
sistem dan tenaga terampil untuk mengelola komunikasi dan promosi digital. Dengan
catatan, harus selalu update,
serta dikemas secara menarik, dan bersifat objektif.
Upaya lain yang dapat dilakukan oleh
pemerintah daerah adalah bekerja sama dengan para pegiat media sosial untuk upaya
promosi pariwisata daerah. Langkah tersebut, kata dia, sangat efektif untuk
menyebarluaskan informasi terkait potensi dan keunggulan pariwisata di suatu
daerah. Terlebih lagi pada saat ini, kata dia, telah banyak individu ataupun
kelompok yang membuat akun di media sosial dan terkait destinasi wisata suatu
daerah. Oleh karena itu, tinggal bagaimana upaya pemerintah daerah dan para
pihak terkait lainnya untuk menangkap dan memanfaatkan peluang yang ada.
Chusmeru juga mengingatkan bahwa
generasi saat ini merupakan generasi milenial.
Pendekatan terhadap generasi wisatawan milenial sudah tentu dapat dilakukan
melalui komunikasi digital. Dia juga menambahkan bahwa konten promosi juga
perlu mendapatkan perhatian. Misalkan, fokus mengangkat keunikan suatu daerah. "Tonjolkan
keunikan khas daerah masing-masing, agar wisatawan tidak jenuh berkunjung ke
satu daerah yang memiliki atraksi sama dengan daerah lain. Daya tarik wisata
sebaiknya yang memiliki keunikan yang khas daerah masing-masing," katanya.
Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia (APJII) tahun lalu, menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet
terus meningkat. Sebagian besar dari pengguna internet itu adalah kalangan muda
yang juga merupakan pengguna media sosial. Dengan demikian, promosi apapun,
termasuk pariwisata, tidak bisa mengabaikan fakta ini.
Pada saat ini, kata Edi, masyarakat
telah melakukan ekstensi interaksi, dari ranah "offline ke online"
atau luar jaringan ke dalam jaringan. Apalagi, kalau segmen sasarannya
merupakan kalangan muda, sudah merupakan sebuah keharusan untuk menggencarkan
promosi menggunakan internet atau media sosial. Pemanfaatan media sosial juga
bisa dilakukan dengan mendorong partisipasi masyarakat setempat untuk ikut
menjadi bagian dari tim promosi. Misalnya, dengan memanfaatkan para jurnalis
warga atau warganet terkait.
Menurut dia, beberapa tempat wisata
menjadi lebih populer karena publikasi oleh para warganet. Mereka disebutnya
sebagai melakukan hal tersebut secara sukarela. "Istilahnya, ini bentuk
dari user generated content, isi
media yang dibuat sendiri oleh pengguna atau netizen," katanya.
Ia mencontohkan di Banyumas ada destinasi wisata small world, yaitu taman miniatur dunia yang menjadi populer karena media sosial. Beberapa warganet mengunggah hasil swafoto mereka ke media sosial dan akhirnya menjadikan destinasi wisata tersebut lebih populer. Hal itu, menurut dia, bisa menjadi contoh dampak positif media sosial bagi promosi di sektor pariwisata.
Salah satu media yang efektif
untuk menyebarkan informasi pariwisata adalah Instagram. "Peranan instagram cukup besar. Untuk
pariwisata sendiri, banyak traveler sekarang ikut mulai berwisata setelah
melihat foto di Instagram. Instagram menjadi
platform efektif untuk menyebarkan informasi pariwisata," kata salah satu
pengguna Instagram dan narasumber
acara Inspirasi Kelana, Dian Angge Anggraini.
Ia aktif menggunggah foto di akun bernama @her_journeys, Angge mengatakan media
sosial Instagram juga merupakan media
berbagi informasi yang dapat diandalkan.
Dengan total 342 koleksi di album instagram, ia mengunggah dokumentasi
perjalanan berupa foto dan video dengan informasi tambahan berupa teks di
bagian caption.
sumber : instagram @her_journeys |
Begitupun dengan Rizal Agustin, narasumber dan instagrammer ini juga mengakui bahwa instagram secara visual dapat menarik minat untuk mengetahui obyek wisata di Indonesia. "Hampir semua orang kan punya gadget dan akun Instagram. Dengan kita share (foto/video lewat Instagram) mereka (pengguna instagram) dapat mengetahui informasi yang kita share," katanya.
Alasan lebih cepat untuk mendapatkan informasi juga diakui oleh narasumber
lain. Meizal Rosi berpendapat jika instagram
memudahkan pengguna dapat saling berinteraksi dengan pengguna lain lewat kolom
komentar. "Instagram memudahkan
engangement (dengan pengguna lain). Dalam hitungan detik, dapat langsung
membalas komentar," katanya. Instagram
adalah suatu bentuk media sosial yang dapat diunduh secara gratis.
Melalui instagram, pengguna dapat menangkap
momen dalam bentuk foto dan video dan kemudian diunggah. Fitur lain yang dapat
digunakan adalah membagikan momen yang diunggah secara langsung ke media sosial
lain seperti Facebook, Twitter, Tumblr
dan lainnya.
0 comments